Langsung ke konten utama

Pengaruh Kelompok dan Keluarga terhadapan Perilaku Konsumen


Nama         : Diana

NIM             : 170321100051

Kelas          : A
Kelompok dan Keluarga
A.   Kelompok
a.    Pengertian Kelompok
Kelompok adalah dua atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan maupun bersama, seperti kelompok persahabatan, kelompok belajar, kelompok kerja, kelompok / masyarakat maya, kelompok aksi konsumen dan lain-lain. Sedangkan definisi dari kelompok rujukan atau referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.
Menurut Sumarwan (2002), jenis kelompok acuan dibedakan menjadi :
1.    Kelompok formal dan informal
Kelompok formal merupakan kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya yang terdaftar secara resmi. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaannya tidak tercatat.
2. Kelompok aspirasi dan disasosiasi
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Kelompok diasosiasi merupakan orang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuannya.
Terdapat beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen, yaitu
1.    Kelompok persahabatan (friendship group)
Kelompok dimana anggotanya memilki ikatan atau hubungan pertemanan, sahabat atau lainnya. Pemasar melihat bahwa kelompok persahabatan berpengaruh terhadap pembelian produk atau jasa.
2.    Kelompok belanja (shopping group)
Kelompok ini merupakan kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang melakukan belanja secara bersama-sama, baik dalam ikatan keluarga atau hubungan lain maupun yang belum memilki ikatan dalam artian melakukan aktivitas belanja dalam satu tempat secara bersama-sama. Mereka yang terlibat dalam kelompok belanja memiliki kecenderungan untuk saling bertukar ataupun memberi informasi mengenai produk atau merek yang dijual.
3.    Kelompok kerja (work group)
Kelompok kerja ini merupakan kelompok yang bekerja bersama dalam satu tempat kerja. Biasanya didalam tempat kerja, interaksi yang terjadi ditempoat kerja akan mempengarihi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk atau jasa. Misalnya, ketika jam makan siang, seseorang akan mempengarihi atau memberikan informasi kepada rekan kerja lainnya untuk makan di tempat tertentu (merekomendasikan).
4.    Kelompok atau masyarakat maya (virtual groups or communities)
Kelompok ini terbentuk karena adanya batasan geografik dan waktu sehingga menggunakan tekhnologi dalam berkomunikasi melalui internet dengan membentuk kelompok-kelompok tertentu. Saat ini sudah cukup banyak website yang terbentuk seperti yang saat ini marak melalui facebook, email, dll.
5.    Kelompok pegiat konsumen (consumer action groups)
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbentuk sebagai akibat adanya kurang puas atau perasaan kecewa terhadap pembelian produk ataupun jasa. Dimana konsumen memeilki kecenderungan untuk diam, mengirim surat ke pemasar, atau mengeluh melalui media lain untuk mempublikasikan kekecewaannya.
b.  Pengaruh Kelompok
Faktor yang berdampak pada pengaruh kelompok rujukan :
a. Informasi dan pengalaman
b. Kredibilitas, daya tarik dan kekuatan kelompok rujukan
Terdapat tiga pengaruh yang diberikan oleh grup referensi (kelompok acuan) :
1. Informasional
Memberikan informasi yang berguna kepada konsumen baik secara verbal maupun demostrasi. Informasi yang diberikan dapat diberikan secara :
·      Sengaja (mencari tahu informasi)
·      Tidak sengaja ( biasanya dalam benuk obrolan bersama)
·      Bagaimana informasi dapat dipindahkan ke konsumen adalah ketika grup referensi memulai proses tersebut.
2. Utilitarian
Kelompok acuan memilki kontrol atas imbalan atau hukuman yang penting. Konsumen biasanya menyesuaikan diri dengan keinginan grup referensi jika: a) mereka percaya bahwa grup tersebut dapat mengontrol imbalan dan hukuman, b) perilakunya nyata atau dapat diketahui oleh kelompok dan c) mereka mendominasi untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman.
3. Pengaruh ekspresi – nilai
Mencerminkan makna yang diinginkan.
Pengaruh kelompok acuan pada produk dan merek ada dua dimensi, yaitu :
1. Berkaitan dengan sejauh mana suatu produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah.
2. Sejauh mana objek yang sedang dipertanyakan menarik atau dikenal oleh orang lain.
            Menurut Mowen dan Minor (2002)  terdapat lima faktor penting mengapa kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu, termasuk perilaku konsumsi dan pembelian, yakni:
1.    Melalui norma, nilai dan informasi
2.    Faktor peran dalam kelompok
3.    Tuntutan untuk menyesuaikan dengan kelompok
4.    Proses perbandingan sosial
5.    Polarisasi kelompok
Faktor-faktor yang menentukan kekuatan pengaruh kelompok
1.    Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai produk atau merk tertentu
2.    Memberikan kesempatan untuk membandingkan
3.    Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap
4.    Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang sama dengan yang digunakan kelompok

B.  Keluarga

Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang dikaitkan oleh hubungan darah, perkawinan, atau pengadopsiam yang tinggal bersama-sama atau terpisah. Keluarga biasanya tinggal didalam sebuah rumah secara bersama dan disebut rumah tangga. Dalam hal ini rumah tangga terbagi menjadi dua yaitu rumah tangga bukan keluarga (orang yang tidak memilki ikatan / hubungan dan tinggal bersama) dan rumah tangga keluarga (orang yang memilki ikatan hubungan dan tinggl bersama). Selain itu, keluarga terbagi menjadi dua yiatu keluarga inti (orang tua dan anaknya) dan keluarga luas (keluarga inti ditambah dengan keluarga lain atau saudara lain). Dalam keluarga sendiri, pengambilan keputusan yang diambil saling terkait satu sama lain. Terkait dengan pola konsumsi suatu barang atau jasa maka ada beberapa hal yang berpengaruh kaitannya dengan keluarga, yaitu jumlah rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga.

1.   Peran Anggota Keluarga

            Setiap anggota keluarga mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian maupun pengkonsumsian suatu produk dan jasa. Pemasar dalam hal ini sangat tertarik dengan pengambilan keputusan keluarga dimana anggota keluarga berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam membuat pilihan pembelian. Untuk itu lebih jauh seorang pemasar perlu mengetahui peran apa yang dilakukakan oleh masing-masing anggota keluarga dalam pengambilan suatu keputusan.
            Menurut Peter dan Olson serta Sumarwan, terdapat peran dalam pengambilan keputusan keluarga :
·      Inisiator (initiator)
Seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
·      Pemberi pengaruh (Influence)
Memberi informasi bagi anggota keluarga lainya tentang suatu produk atau jasa (seorang anak memberitahukan orang tuanya tentang merek sereal untuk sarapan pagi).
·      Penjaga pintu (gatekeeper)
Mengontrol aliran info yang masuk kedalam keluarga (seorang ibu yang tidak memberitahu anaknya tentang mainan baru).
·         Pengambil keputusan (decides)
Memilki keputusan untuk menentukan apakah suatu produk atau jasa akan dibeli atau tidak.
·         Pembeli (buyer)
Orang yang akan membeli produk atau jasa.
·         Pengguna (users)
Mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
·         Pembuang (disposer)
Membuang suatu produk atau memberhentikan penggunaan suatu jasa.
Dalam pengambilan keputusan keluarga terdapat hal yang menjadi perhatian yaitu perbedaan kelas produk dan hubungannya dengan pengambilan keputusan keluarga, struktur peran suami atau istri dan faktor penentu pengambilan keputusan bersama. Dari pengambilan keputusan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
·         Keterlibatan suami atau istri untuk masing-masing kelas produk memiliki perbedaan yang lebih lebar.
·         Dalam sebuah kelas produk tertentu, ada perbedaan dalam keterlibatan suami/istri untuk setiap keputusan khusus yang diambil dan untuk setiap tahapan pengambilan keputusan.
·         Keterlibatan suami atau istri untuk berbagai keputusan konsumen cenderung berbeda cukup besar antara keluarga satu dengan lainnya.
Beberapa studi mengidentifikasikan model pengambilan keputusan produk oleh sebuah keluarga, yaitu :
·         Istri lebih dominan dalam pengambilan keputusan
·         Suami dominan dalam mengambil keputusan
·         Keputusan autonomi (tanpa tergantung satu sama lain)
·         Keputusan bersama
Terdapat beberapa jenis strategi umum yang mempengaruhi keluarga:
a.    Pengaruh ahli
b.    Pengaruh legitimasi  
c.     Tawar-menawar
d.    Pengaruh imbalan
e.    Pengaruh emosional
f.      Pengaruh manajemen kesan


Sumber:
Dwiastuti, Rini, Agustina Shinta, and Riyanti Isaskar. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. Malang: UB Press
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kecerdasan Wirausaha

Nama: Diana Nim: 170321100051         ENTREPRENEURIAL QUOTIENT (ENTRE-Q): Kecerdasan Wirausaha Kecerdasan kewirausahaan (entrepreneurial intelligence atau Entre-Q) yaitu bagaimana seorang wirausahawan dapat mengendalikan kehidupannya dengan secara finansial, emosional, sosial dan spiritual baik di masa kini maupun di masa depan. (Muljani dan Nagel, 2013). Kecerdasan wirausaha (entrepreneurial intelligence) bukan sekedar keterampilan membangun bisnis semata, tetapi lebih dari itu adalah sebuah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk senantiasa memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang dimiliki seorang pemilik IKM. Keempat kecerdasan yang mendukung kecerdasan wirausaha yaitu kecerdasan finansial, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual itulah yang akan mendukung bagaimana seorang wirausahawan mengatur usahanya guna memiliki kinerja yang tinggi. Seorang wiraus...

Kisah Inspiratif Dari Seorang Dian Pelangi

Kisah Inspirasi Suksesnya Dian Pelangi Besarkan Bisnis di BIdang Fashion  Nama: Diana Nim: 170321100051 Mata Kuliah: Kewirausahaan Dian pelangi lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 14 Januari 1991, yang mempunyai nama lengkap Dian Wahyu Utami. Lahir dari kedua orang tua yang bernama Djamaloedin Sindon dan Hernani Mansyur. Seorang komunitas muslimah muda yang aktif membagi tips dan pengalaman terkait hijab dan smart dalam merancang busana muslim yang bereda bukanlah tanpa perjuangan dan kerja keras. Beliau membesarkan usahanya selama beberapa tahun hingga membuahkan hasil manis.             Kini bisnis yang digelutinya telah melebarkan sayapnya bukan hanya di wilayah Asia aja tapi juga merambah pasar Eropa dan Amerika. Hal itu menjadi sebuah pencapaian yang sangat luar biasa terlebih lagi jika dilihat dari usianya yang masih terbilang muda, 27 tahun. Mengenal Sosok Dian Pelangi Dian Pel...
Budidaya dan Cara Menanam Buah Naga Agar Cepat Berbuah Cara Menanam Buah Naga – Panduan cara menanam buah naga sebenarnya bisa Anda dapatkan melului buku pertanian ataupun melalui internet, Karena banyak tulisan tantang cara budidaya buah naga, tetapi terkadang panduan tersebut tidak dibahas secara mendetail. Hal tersebut membuat para pembacanya bingung bagaimana langkah-langkah untuk membudidayakan tanaman ini. Pada artikel kali ini, akan dibahas panduan teknis budidaya buah naga secara lebih mendetail. Buah naga saat ini masuk dalam jenis buah yang banyak digemari di Indonesia, karena buah ini memiliki rasa asam manis yang lezat. Selain itu, buah ini juga memiliki banyak sekali vitamin yang baik untuk tubuh. Buah naga merupakan tumbuhan yang termasuk dalam keluarga kaktus. Buah naga identik dengan buah dari Asia, padahal aslinya tanaman ini berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Meksiko. Pada tahun 1870 bangsa Perancis membawa bu...