Nama :
Diana
NIM :
170321100051
Kelas : A
BUDAYA
DAN KELAS SOSIAL
A. Budaya
Budaya merupakan pengaruh eksternal yang
penting terhadap perilaku konsumen. Budaya merupakan suatu kepercayaan,
nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat mengarahkan
seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Kepercayaan,
nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang melakukan interaksi,
hubungan dan saling mempengaruhi dalam berperilaku.
1.
Unsur
Budaya
Budaya memiliki unsur-unsur antara lain
a) nilai, b) norma, c) kebiasaan, d) larangan, e) mitos dan f) simbol.
Unsur-unsur budaya tersebut dapat mempengaruhi pengonsumsian dalam suatu produk
dan jasa.
a.
Nilai
(Value)
Nilai
adalah kepercayaan yang dianut atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh
seseorang atau suatu masyarakat. Kepercayaan bersama atau norma kelompok yang
telah diserap oleh individu.
·
Nilai-nilai
umum (global values) adalah nilai-nilai abstrak yang dapat
digeneralisasikan pada berbagai konteks perilaku. Global values merupakan
nilai-nilai paling dasar dan bersifat umum. Nilai-nilai umum ini relatif sama
(dimiliki) oleh setiap orang, misalnya nilai-nilai seseorang terhadap hak-hak
individu, lingkungan hidup yang baik, pada umumnya setiap orang memiliki
pandangan yang relatif sama tentang hal ini.
· Nilai-nilai pada bidang tertentu (Domain
specific values). Nilai-nilai pada bidang tertentu mengarahkan kita pada
perilaku tertentu dalam bidang/masalah tertentu.
· Product Spesific Value, berdasarkan ke dua nilai tersebut
dengan tambahan pengalaman hidupnya, kemudian seseorang akan mengembangkan
nilai-nilai pada produk tertentu (product spesific value). Nilai-nilai
secara kongkrit akan membentuk criteria evaluatif pada diri individu dalam
memilih produk yang akan dibelinya. Misalnya orang yang memiliki domain
spesific pada bidang ekonomi akan memperhatikan masalah efisiensi pada setiap
produk yang akan dibelinya.
b.
Norma
Norma
adalah kepercayaan yang dianut dengan consensus dari suatu kelompok sehubungan
dengan kaedah perilaku untuk anggota individual. Norma akan mengarahkan
seseorang tentang perilaku yang diterima dan yang tidak diterima. Norma adalah
aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak
boleh. Norma terbagi dalam 2 macam:
1.
Enacted Norm, adalah norma yang disepakai berdasarkan aturan pemerintah
dan ketatanegaraan, biasanya berbentuk peraturan, undangundang.
2.
Cresive Norm, yaitu norma yang ada dalam budaya dan bias dipahami dan
dihayati, jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang
sama. Ada 3 jenis cresive norm yaitu
kebiasaan, larangan dan konvensi.
c.
Mitos
Mitos
menggambarkan cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi
suatu masyarakat. Mitos sering kali sulit dibuktikan kebenarannya.
d.
Simbol
Simbol
adalah segala sesuatu (benda, nama, warna, konsep) yang memiliki arti penting
lainnya (makna budaya yang diinginkan) contoh : bendera warna kuning yang
ditaruh di tepi jalan atau depan rumah, symbol bahwa ada warga yang meninggal.
Simbol MACAN pada produk biskuit merek BISKUAT, memberikan inspirisi sebagai
merek yang biskuit yang akan memberikan energi dan kekuatan kepada
konsumen.
2.
Sub
Budaya dan Demografi
Budaya yang ada di dalam suatu
masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil. Inilah
yang disebut dengan sub budaya. Sub budaya bisa tumbuh dari adanya
kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya
berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
Suatu budaya akan terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang dicirikan
oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan
kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi.
Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di dalam varibel
demografi tersebut, kita bisa mendapatkan Sub- budaya yang berbeda, yaitu suku
sunda, batak, padang, dsb.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi yaitu:
a.
Usia
Usia
merupakan hal yang penting untuk dipahami, karena konsumen yang berbeda usia
akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Siklus hidup seorang konsumen
akan ditentukan oleh usianya. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari
konsumen dengan berbagai usia tersebut, kemudian membuat beragam produk yang
bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
b.
Pendidikan
dan pekerjaan
Pendidikan
akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Profesi
dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya.
Pendapatan dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan
dan pola konsumsi seseorang.
c.
Lokasi
geografik
Lokasi
seorang konsumen akan mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang tinggal di
desa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa. Sebaliknya,
konsumen yang tinggal di kotakota besar lebih mudah memperoleh semua barang dan
jasa yang dibutuhkannya. Para pemasar harus memahami dimana konsumen tinggal
agar pemasar dapat memfokuskan kemana produknya akan dijual.
B.
Kelas
Sosial
Kelas Sosial adalah pembagian masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang berbeda atau strata yang berbeda, sehingga para
anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota
kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Perbedaan
kelas atau strata akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan,
pemilikan harta benda, gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut.
Perbedaan-perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau
keluarga. Adapun pembagian profil kelas sosial menurut Kotler (2000), yaitu:
1.
Kelas
atas-atas (perkumpulan country club)
yaitu sejumlah kecil keluarga yang telah betul-betul mapan. Menjadi anggota
berbagai club yang terbaik dan mensponsori berbagai peristiwa amal yang besar. Bertindak
sebagai pengawas berbagai perguruan tinggi dan rumah sakit setempat. Sudah terbiasa
kaya, karena itu tidak membelanjakan uang secara mencolok.
2.
Kelas
atas-bawah (orang kaya baru)
yaitu tidak terlalu diterima oleh lapisan masyarakat atas, merupakan orang kaya
baru, eksekutif perusahaan yang sukses, pengguna kekayaan baru yang mencolok.
3.
Kelas
menengah-atas yaitu idak mempunyai status keluarga maupun
kekayaan yang luar biasa, berorientasi kepada karier, para professional muda yang sukses, para manajer
perusahaan dan pemilik perusahaan, kebanyakan adalah tamatan perguruan tinggi,
banyak yang mempunyai gelar S2 atau S3, aktif dalam berbagai kegiatan
professional, masyarakat dan social, mempunyai minat yang kuat dalam memperoleh
hal-hal yang lebih baik dalam hidup, rumah mereka adalah symbol dari prestasi
mereka, konsumsi sering mencolok, dan sangat berorientasi pada anak.
4. Kelas menengah-bawah yaitu para pekerja kantor yang tidak
mempunyai kedudukan memimpin dan para pekerja pabrik yang bergaji besar, ingin
mendapat penghargaan dan diterima sebagai warga Negara yang baik, menginginkan
anak-anak mereka berkelakuan baik, cenderung menjadi pengunjung tempat ibadah
yang rajin dan sering terlibat dalam berbagai kegiatan keagamaan, lebih
menyukai penampilan yang rapi dan bersih serta cenderung mengikuti mode atau
gaya mutakhir.
5. Kelas bawah-atas yaitu segmen kelas sosial yang terbesar, pekerja
pabrik yang tekun, berjuang untuk memperoleh rasa aman, memandang pekerjaan
sebagai alat untuk membeli kesenangan, menginginkan anak untuk berperilaku
sopan, penerima upah yang tinggi dalam
kelompok ini sehingga belanja menurutkan kata hati, tertarik pada barang-barang
yang dapat meningkatkan kenikmatan waktu senggang, para suami secara tipikal
mempunyai citra diri “macho” yang kuat,
6. Kelas bawah-bawah yaitu berpendidikan rendah, para pekerja yang
tidak trampil, sering tidak bekerja, anak-anak sering diperlakukan tidak baik ,
cenderung hidup dengan biaya dari hari ke hari
1.
Faktor-Faktor
Yang Menentukan Kelas
1.
Variabel
ekonomi
·
Status
pekerjaan
·
Pendapatan
·
Harta
benda
2.
Variabel
interaksi
·
Prestis
individu
·
Asosiasi
·
Sosialisasi
3.
Variabel
politik
·
Kekuasaan
·
Kesadaran
kelas
·
Mobilitas
Sumber:Dwiastuti, Rini, Agustina Shinta, and Riyanti Isaskar. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. Malang: UB Press
Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Komentar
Posting Komentar