Pailitnya Jamu Legendaris Nyonya Meneer
Bisnis jamu Nyonya Meneer ini bermula berkat ramuan tangan Lauw Ping Nio. Pada mulanya, perempuan keturunan Tionghoa-Jawa ini meracik jamu untuk obat suaminya. Racikan aneka tumbuhan dan rempah yang diminum suaminya ternyata mujarab. Padahal, berbagai pengobatan tidak mampu memulihkan kondisi sang suam. Sosoknya yang peduli pada orang sekitar membuat beliau dengan senang hati meracik untuk mereka, mulai sakit demam, sakit kepala, masuk angin dan terserang berbagai penyakit ringan lainnya. Nyonya Meneer pun menjadi lebih bersemangat untuk melatih kemampuannya dalam meramu obat tradisional, terutama herbal warisan orangtuanya. Semakin banyak yang merasakan khasiat jamu racikan Nyonya Meneer, sehingga banyak permintaan kepadanya untuk mengantarkan sendiri jamu yang belakangan mulai dikemasnya itu. Hingga Nyonya Meneer mempunyai pangsa pasar besar di dalam negeri dan juga terus memasarkan produk ke luar negeri.
Kejayaan produksi jamu tersebut tidak berlangsung lama. Jamu legendaris Nyonya Meneer dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah. Keputrusan pailit itu karena perusahaan jamu yang sudah berdiri sejak 1919 ini gagal membayar kewajiban utang kepada kreditur. Keputusan pailit PT Nyonya Meneer ditetapkan pada sidang 3 Agustusn 2017. Keputusan gugatan pailit itu diajukan salah satu kreditur asal Kabupaten Sukoharjo, Hendrianto Bambang Santoso. Pemohon menyatakan, Nyonya Meneer tidak memenuhi kewajiban membayar utang sebesar Rp 7,04 miliar.
Runtuhnya kejayaan produsen jamu yang dibangun oleh Lauw Ping Nio ini dikarenakan dinilai kurang cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan inovasi. Ada perubahan dan kemajuan zaman yang menuntut manajemen perusahaan, termasuk Nyonya Meneer untuk mengikuti perkembangan bisnis. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi Zarman heran dengan pailitnya produsen jamu Nyonya Meneer. Dia menilai, selama ini penjualan produk jamu Nyonya Meneer cukup baik, dan dia pun menyampaikan keprihatinannya terhadap masalah yang dihadapi oleh Nyonya Meneer, serta dia mengimbau kepada produsen jamu lain agar lebih berhati-hati.
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar